Penulis: Arini Putri
Penerbit: Gagas Media
Tahun: Januari 2012
Halaman: 360
ISBN: 979-780-525-5
Ini cinta yang sulit. Kau dan aku ditakdirkan tak saling memiliki. Aku tak bisa mencintaimu seperti yang aku mau.
Namun, ketika dia hadir
dalam hidupmu—di antara kita—aku pun sadar kebahagiaanku pelan-pelan
akan memudar. Betapa tidak, dia bisa memberimu cinta dan perhatian.
Menggenggam tanganmu hingga akhirnya kau terlelap di sisinya. Dia
melakukan semua yang ingin aku berikan kepadamu.
Dan hari ini, aku
memandangi senja pertama yang kunikmati tanpa dirimu. Aku belajar
bahagia untukmu. Dia yang paling tepat. Aku tahu itu—tapi..., bagaimana
denganku? Bagaimana caraku bahagia tanpa dirimu?
***
Sejak
Kim Hyu-Bin kehilangan ibunya, dia menjadi anak yang bermasalah. Hampir
setiap hari badannya, terutama wajahnya, biru lebam karena berkelahi.
Ditambah lagi dengan sikap ayahnya yang seolah tak peduli padanya.
Perhatian kecil dari ayahnya seperti mencium keningnya sebelum tidur pun
tak pernah dirasakan Kim Hyu-Bin sepeninggalan ibunya.***
Sampai hari itu tiba. Ayah Kim
Hyu-Bin duduk di meja makan dengan pakaian yang rapi. Senyum yang sudah
lama tak ia lihat pun bertengger di wajah ayahnya. Hampir saja Hyu-Bin
memeluk ayahnya kalau saja wanita dan gadis itu tidak ada di meja makan
bersamanya.
Wanita itu, Farah, akan menjadi
ibu Hyu-Bin. Pada awalnya, Hyu-Bin tidak setuju. Tetapi, setelah
Yuna—anak Farah—memperkenalkan diri padanya, meyakinkan Hyu-Bin bahwa
semua akan baik-baik saja, menenangkan Hyu-Bin dengan mata bening dan
senyum cerianya, Hyu-Bin merasa Yuna adalah malaikat kecilnya.
Hyu-Bin tidak lagi memedulikan
teman yang mengajaknya berkelahi. Hyu-Bin merasa kekosongannya telah
diisi oleh celotehan ceria Yuna dan kasih sayang dari ibu Farah. Hyu-Bin
sangat bahagia. Terlebih saat melukis sambil menatap langit sore setiap
hari bersama Yuna.
Tapi, hidup tak selalu bahagia.
Yuna dan ibunya harus kembali ke Indonesia karena eyang yang berada di
Solo sakit. Eyang ingin bertemu Yuna.
Hyu-Bin marah. Ia tidak mau
kehilangan untuk yang kedua kalinya. Hyu-Bin kembali menjadi anak yang
bermasalah sampai ia duduk di bangku universitas.
Ayah
Hyu-Bin lama-lama kesal dengan kelakuan Hyu-Bin yang tidak dewasa. Ia
menyuruh Pelayan Shin untuk membawa Hyu-Bin ke salah satu restorannya, Little Kim's Restaurant. Hyu-Bin dipaksa untuk bekerja disana. Menjadi seorang pelayan.
Hyu-Bin kesal. Bagaimana bisa
ayahnya menjadikannya babu di tempat miliknya sendiri? Ditambah lagi
dengan tatapan benci yang sarat permusuhan dari Han Chae-Rin,
satu-satunya pelayan wanita disana.
Sekarang, Hyu-Bin sekali lagi
menerima permintaan ayahnya. Menjemput tamu ayah di bandara. Hyu-Bin
tidak habis pikir. Bukankah ayahnya bisa meminta pelayannya untuk
menjemput tamunya di bandara? Hyu-Bin bahkan tidak diberi tahu siapa
yang akan dijemputnya.
Hyu-Bin lelah mencari dengan
penuh kekesalaan. Dan detik itu pun tiba. Yuna ada di depannya,
terseok-seok karena roda koper yang rusak. Hyu-Bin ingin membelai rambut
Yuna. Tapi dia tidak bisa melakukannya lagi. Yuna berbeda dengan jilbab
itu. Tapi masih tetap sama dengan senyum dan mata beningnya. Hyu-Bin
tersadar, dia merindukan Yuna.
Sejak kedatangan Yuna, konflik hati bermunculan. Antara Hyu-Bin, Yuna, Chae-Rin, dan Jeon-Seuk.
0 komentar:
Posting Komentar