I want tribute this story for celebration Yama Birthday
“Otanjoubi Omedetou Gozaimasu” ^.^ [Cix]
"Nee-chan, apa yang kau lakukan?"
Yamada berteriak keras. Dia bertolak pinggang dan mengarahkan tatapan tajamnya
ke arah Chihiro. Kakak perempuannya.
"Dare? Aku tidak
sedang melakukan apa-apa?" Jawabnya dari balik laptop.
"Gzzz! Sudahlah tidak perlu memasang
tampang seperti itu? Cepat katakan. Siapa korban mu kali ini??" Yama
melangkah masuk ke kamar kakaknya. Dia berjalan menghampiri tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya disana.
Chihiro membelalakan matanya. "Kau sudah tau?" katanya terlihat kaget.
"Tentu saja! Kau pikir aku tidak tau apa
yang kau lakukan selama ini?"
Chihiro menatap bola mata adikny itu hati-hati.
"Lalu? Kau tidak marah?" Tanyanya lagi
"Sedikit!" jawabnya cuek
"Benarkah?"
Yama mengarahkan tatapan dinginnya ke Chihiro. Hanya sesaat sebelum akhirnya dia menghela
nafas pelan "Aku benar-benar sangat sibuk minggu ini. Ada banyak acara Live
yang harus aku hadiri. Beritahu padanya. Aku akan menemuinya minggu depan"
"Hontou?"
Kedua mata Chihiro
terbelalak lebar
"Hari minggu. Jam 5 sore di taman
tokyo"
"Kyaaa! Ryo-chan. Kau benar-benar adik ku
yang paling manis" katanya sambil memeluk erat yama. Di
acak-acaknya rambut adiknya itu.
"Gzzz! Hentikan nee-chan" Yama berusaha melepaskan pelukan
kakaknya. "Kau tau? Aku bukan anak kecil lagi! Mengerti?" Yama
nyaris berteriak saat mengatakan itu.
Chihiro terlihat sangat kaget dan
segera melepaskan rangkulannya
"Doushita
ne Ryo-chan? Apa ada yang salah
dengan perkataan ku tadi?" Chihiro terlihat sangat bingung dengan respon yang
tiba-tiba diberikan adiknya itu.
"Hah!" Desah Yama pelan. Dia
berdiri dan membelakangi kakaknya "Sudahlah. Aku lelah Nee-chan! Aku
mau kembali ke kamar
dulu. Ja-" Yama berjalan keluar kamar. Meninggalkan Chihiro yg masih terdiam dikamarnya.
Chihiro hanya terpaku memperhatikan
adiknya itu keluar kamar. Dahinya berkerut rapat. "Ada apa dengannya? Apa mungkin dia memang sedang jenuh dengan jadwal
syutingnya?” Chihiro terlihat khawatir. Sebelum kedua alisnya terangkat dan
semburat senyum tersungging di bibirnya.
“Lupakan soal si pendek satu itu!
Sebaiknya, aku segera menelpon anak itu sekarang. Ah iya? Apa dia sudah pulang ya?" Chihiro beranjak mengambil ponsel lalu
mengetikan sederet kalimat dalam bentuk pesan singkat.
"Tidak-tidak!” Chihiro menghentikan tangannya diudara.
“Sebaiknya aku menemui dia langsung dan menceritakan semua ini padanya. Pasti
dia sangat senang!"
Katanya dengan senyum lebar.
¤¤¤
"Yama-chan!!!"
Yama melongok kebawah jendelanya. Ternyata Chinen tengah berdiri dibawah.
Meneriakkan namanya sambil melambaikan tangan kearahnya.
"Apa yang kau lakukan malam-malam seperti
ini, Chi?”
Yama memperhatikan weker kecil yang sudahmenunjukkan hampir pukul 10 malam disudut kamarnya. Sebelum dia kembali
menatap Chinen yang masih berdiri dibawah.
"Kau sendiri?" Chinen balik bertanya.
"Apa yang sedang kau lakukan? Sendirian menatap bintang dimalam hari.
Apa kau sedang memikirkan
sesuatu? Atau ... memikirkan seseorang?" chinen tersenyum geli kearah
yama.
"Uso! Apa yang ada
dipikiran mu sekarang, hah?"
Chinen hanya mengangkat bahunya ke atas.
"Uhm... Entahlah! Menurut mu??" Chinen kembali menunjukkan senyumnya.
Mau tak mau yama menyunggingkan senyumnya juga.
"Hey! Naiklah keatas. Kau tidak ingin para
penggemar mu menyergap mu tiba-tiba kan kalau
mereka tau seorang chinen yuri tengah berada di jalan sendirian seperti
ini?"
"Hahahaa... Itu tidak akan terjadi kalau
kau tidak menyebarkan info itu dengan cara berteriak!"
"Tentu saja aku pasti tidak akan
melakukannya. Ayo! Naiklah keatas."
¤¤¤
"Jadi begitu? Aq rasa kakak mu sangat
menyenangkan?" Chinen menjawab sambil mengunyah takoyaki yang tadi
dia beli di pinggir jalan.
"Apa maksud mu? Tidak kah kau berpikir
bahwa dia sangat menyebalkan?"
"Tidak juga!" Jawab chinen. "Aku
malah berpikir bahwa kau sangat beruntung memiliki kakak seperti itu"
"Ehh? Kau berkata seperti itu bukan karena
kau menyukainya kan?"
"Uhm... Mungkin!"
"Nani?"
Kedua bola mata yama nyaris keluar. "Chi... Kau?"
"Hahaahaa, omae ga?" Chinen tertawa sambil memegangi perutnya. "Baka! Sudah pasti aku menyukai kakak mu itu. Tentu saja sebagai seorang
nee-chan buat ku"
"Maksud mu?"
"Hah! Kau ini" chinen menjatuhkan
tangan kanannya di bahu yama.
"Tidak kah kau pikir kalau kau ini adalah
lelaki paling beruntung di dunia ini?"
yama menatap chinen sesaat.
"Kau tidak hanya mempunyai fans-fans yang
sangat memperhatikan mu. Selain keluarga yg begitu menyayangimu. Kau juga punya
seorang kakak yang begitu sangat memperhatikan mu. Lebih dari yang kau
tahu"
"Apa maksud perkataanmu ini?"
"Hah? Kau ini, berapa sih umur mu?"
"Hey! Tidak sopan! Kau bertanya seperti
itu kepada orang yang jelas-jelas lebih tua 6 bulan dari mu"
"Ah kau benar! Apa sebaiknya mulai
sekarang aku memanggilmu 'yama senpai' ya.” Chinen terlihat tengah
mmeikirkan omngannya. “
Bagaimana kedengarannya?" Chi menyunggingkan senyum manisnya.
"Berani kau memanggil ku seperti
itu?!"
"Kenapa tidak? Aku rasa member yang lain
tidak akan keberatan dengan nama panggilan baru mu itu"
"Hah! Kau ini. Sudahlah hentikan. Aku
sedang tidak ingin bercanda sekarang"
Chinen menghentikan tawanya diganti dengan
pertanyaan singkat. Ekspresinya berubah.
"Sudahlah tidak perlu kau cemaskan. Aku
yakin dia yang disana itu akan baik-baik saja"
"Hey Chi! Kata-kata mu itu menunjukkan
seolah-olah kau mengetahui semuanya? Jangan-jangan kau ..."
Copy Right own by Cix
0 komentar:
Posting Komentar